Hari yang Indah Seorang Ayah


13061318111439822403Hari Sabtu lalu saya sedang membersihkan becak di belakang gubuk saya. Tukang pos datang memanggil2 saya, sudah biasa kalau ada surat penting pasti dia mencari2 saya atau meninggalkan pesan di kotak pos untuk segera mengambil paket yang saya inginkan. Karena Sabtu ini maka dia mengetahui saya ada di rumah.
Kadang kalau saya harus pergi keluar kota atau ke Indonesia, seperti bulan2 lalu, biasanya saya menitip pesan untuk menahan semua surat2 saya di kantor pos.
Alangkah gembira hati ini, menerima paket kirim dari seorang yang saya cintai, si Manis, anak saya yang paling bungsu tentunya. Lalu segera saya menandatangi paket itu, dan duduk di beranda, mencoba membuka apa isi paket itu. Memang sudah beberapa hari ini saya hanya menerima berita2 mengenai si Manis dan suami baru nya lewat email saja. Ternyata si Manis mengerti saya suka sekali mendapat surat hasil tulisan tangannya sendiri.
Setelah saya buka isinya, adalah sebuah dasi merah seperti James Bond dan cuffling.
Saya tidak tahu harus mengatakan apa?
Lalu ada sepucut surat yang beri isi puisi dan jika anda membukanya ada lagunya.
Si Manis suka sekali menulis puisi bebas sejak kecilnya. Tulisannya begini,
I dont know how you feel about me,
I tried to know your feeling,
I tried to grasp what’s in your mind,
I ‘ll pray that you always love me,
I am grown woman now,
I am a loving wife know,
I have my own life now,
I will always love you.
You should know about that,
Should I say it so bluntly?
You took me as you daughter,
You raise me like I am your own daughter.
I ‘ll never forget you, Daddy,
I ‘ll cherish everyday ’til the day I die,
I ‘ll embrace the love that you giving me,
I are my hero.
I know you never express you feeling,
I know you will always love me,
even though, you never said that,
even though, your hard face did not show it.
Daddy, I will always love,
You are the one that help me,
Loving me, unconditionally
Loving me, for who I am.
You are my hero, Daddy
Love and forever
Your Daughter Si Manis.
Saya tidak tahu mau berkata apa, duduk terpaku di beranda…….mencoba membaca berulang2 kali.
Kata demi kata, kalimat demi kalimat…………….
Jack Soetopo

No comments:

Post a Comment