Duduk di dingklik kayu, memandang hujan yang menguyur kota tercinta, Jakarta.
Kota yang penuh Mimpi dan Harapan bagi semua yang berlomba2 untuk hidup damai.
Memandang pagi yang belum ramai, dengan para pencari nafkah meradang jalanan.
Dibawah kolong jembatan yang penuh sesak dengan para pemulung seperti saya ini.
Hujan memang anugrah juga menahan kami untuk mencari nafkah,
Dimana barang2 rongsokan tertahan di tempat sampah yang basah penuh air.
Dimana semua orang menahan diri untuk membuang sampahnya.
Terlihat mbak2 yang bekerja di rumah tuan2nya tidak membuang sampah hari ini."
'via Blog this'
PERJALANAN TUKANG BECAK MENCARI ADINDA
No comments:
Post a Comment